Tradisi bodo kupat atau kupatan masih terjaga di Kabupaten Kudus hingga saat ini Lo gaes, apa itu tradisi kupatan ? Tradisi kupatan merupakan lebaran ke Kudus di kabupaten Kudus setalah lebaran idul Fitri. Biasanya jatuh seminggu setalah hari raya idul Fitri.
Tradisi kupatan di kabupaten Kudus juga di ramaikan dengan macam tradisi yang ada di kabupaten Kudus. Di antaranya tradisi Sewu kupat di wisata religi sunan Muria, tradisi lomban di desa kesambi dan tradisi Bulusan di desa sumber, Hadipolo.
Tradisi kupatan itu sudah ada sejak dulu gaes, kenapa di sebut Bulusan ? Dulu cerita nya ada orang yang di sabda jadi bulus gaes. Dari cerita turun temurun yang masih ada hingga saat ini. Bulusan berawal dari kisah seorang yang menjadi bulus , saat itu jamnnya wali. Ada wali yang melintas di lokasi itu yang sekarang desa sumber , Hadipolo. Saat wali melintas , terdengar suara air grubyak - grubyuk sehingga sang wali yang tengah melintas berujar. Itu suara apa ya ? Bulus tah apa ? . Karena ucapan wali yang begitu sakti sehingga orang yang tengah di sawah itu pun menjadi bulus.
Kemudian , sang bulus itu hidup di wilayah itu dengan mata air atau sendang yang muncul dari tongkat yang di tujepkan ke tanah sehingga keluar mata air. Sehingga bulus banyak berkembang biak di wilayah itu.
Dari cerita turun temurun itulah, tradisi Bulusan masih ada hingga saat ini. Setiap bodo kupat warga Kudus berbondong - bondong ke sendang Bulusan untuk datang ke punden yang ada di situ. Saat itu bulus banyak sekali di sendang dan sungai itu sehingga banyak warga yang datang memberikan makan bulus itu dengan kupat.
Namun kita , bulus sudah tidak sebanyak dulu, sehingga Tradisi Bulusan kini di isi dengan kirab , pasar malam dan pertunjukan lainnya.
Bulusan tahun 2018 ini akan jatuh pada tanggal 22 Juni 2018 esok yang merupakan acara puncak Bulusan.
Tradisi kupatan di kabupaten Kudus juga di ramaikan dengan macam tradisi yang ada di kabupaten Kudus. Di antaranya tradisi Sewu kupat di wisata religi sunan Muria, tradisi lomban di desa kesambi dan tradisi Bulusan di desa sumber, Hadipolo.
Tradisi kupatan itu sudah ada sejak dulu gaes, kenapa di sebut Bulusan ? Dulu cerita nya ada orang yang di sabda jadi bulus gaes. Dari cerita turun temurun yang masih ada hingga saat ini. Bulusan berawal dari kisah seorang yang menjadi bulus , saat itu jamnnya wali. Ada wali yang melintas di lokasi itu yang sekarang desa sumber , Hadipolo. Saat wali melintas , terdengar suara air grubyak - grubyuk sehingga sang wali yang tengah melintas berujar. Itu suara apa ya ? Bulus tah apa ? . Karena ucapan wali yang begitu sakti sehingga orang yang tengah di sawah itu pun menjadi bulus.
Kemudian , sang bulus itu hidup di wilayah itu dengan mata air atau sendang yang muncul dari tongkat yang di tujepkan ke tanah sehingga keluar mata air. Sehingga bulus banyak berkembang biak di wilayah itu.
Dari cerita turun temurun itulah, tradisi Bulusan masih ada hingga saat ini. Setiap bodo kupat warga Kudus berbondong - bondong ke sendang Bulusan untuk datang ke punden yang ada di situ. Saat itu bulus banyak sekali di sendang dan sungai itu sehingga banyak warga yang datang memberikan makan bulus itu dengan kupat.
Namun kita , bulus sudah tidak sebanyak dulu, sehingga Tradisi Bulusan kini di isi dengan kirab , pasar malam dan pertunjukan lainnya.
Bulusan tahun 2018 ini akan jatuh pada tanggal 22 Juni 2018 esok yang merupakan acara puncak Bulusan.
Leave a Comment